Senin, 19 September 2011

bintang dan bulan part one


Suatu hari si bulan sedang lelah untuk beredar pada garis edarnya. Dibalik keletihan sang bulan, dalam hati bulan berdoa, “Wahai Sang Penguasa Jagat Raya, tolong kirimkanlah ciptaanMu yang dapat membuat ku semangat menjalani rutinitasku”. Dalam kerjapan doa si bulan ternyata nun jauh di seberang planet yang beredar terdapat bintang yang mengintip si bulan. Bintang terus memperhatikan bulan yang memanjatkan doa pada Sang Pencipta sambil terus mengerjakan tugasnya mengelilingi bumi. Bintang terus menatap bulan dibalik planet yang sedang berotasi dan berevolusi.
Tanpa sadar si bulan terus memohon pada Sang Khalik dengan tulus. Kemudian si bulan membuka matanya dan mulai semangat kembali. Terlihat si bulan sedang tertawa riang pada satelit lain,tersenyum pada semua planet yang melintasinya. Si bulan memang sederhana tak secantik dan seindah satelit lain. Bulan tak bercahaya namun bulan selalu tulus menjalani tugasnya tak pernah menampakkan kesedihannya. Selalu senyum dan tertawa. Ehem, si bulan memang tak  seterang yang lainnya tak secantik yang lainnya namun senyuman dan ketulusannya amat manis.
Kembali pada si bintang, diam-diam mungkin bintang terpana akan senyum manis si bulan. Tiba- tiba planet yang menutupi bintang beredar menjauh dari bintang, sehingga bulan sadar ternyata ada bintang sedari tadi. Pikiran mulai berkecamuk di kepala bulan. Oh apakah bintang melihat kearah ku? Apakah  bintang sedari tadi melihatku? Melihatku? Melihatku? Bulan bingung dan salah tingkah, kemudian bulan memberanikan diri untuk melihat bintang, trnyata bintang terus menatap kearah bulan. Oh mungkin bulan memang hanya ge-er, mana mungkin bintang yang bersinar terang itu,yang dipuja bnayak planet dan satelit melhatnya? Pikir si bulan. Namun tatapan bintang tak lepas dari bulan.
Waktu terus berjalan seperti tak rela melihat bulan menderita kebingungan. Malam akan berganti siang sehingga bulan harus berevolusi pulang dan sepertinya bintang pun harus pulang. Sehingga diantara perpisahan bulan dan bintang itu, kedua ciptaan Tuhan itu terus saling berpandangan.
Dalam hati si bulan, ia terus bertanya-tanya oh apakah bintang benar-benar melihat dirinya? Tidak, itu pasti tidak mungkin! Pikiran terus berkecamuk  di kepala bulan. Hei, akankah bulan jatuh cinta pada sang bintang? Mungkin saja, karna bulan tak pernah merasakan apa itu cinta yang sebenarnya. Ia tak pernah merasakan cinta selain kepada Sang Khalik dan sebuah kisah lama. Namun setiap saat si bulan terus memikirkan sang bintang.
Semenjak hari itu di setiap pergantian malam ke siang, si bulan terus menanti si bintang agar mereka bisa pulang bersama. Ternyata si bintang selalu berada di belakang sang bulan setiap kali mau pulang namun mereka tak pernah berada pada satu jalur. Akan tetapi bintang tetap memperhatikan si bulan.
Hal ini membuat bulan berfikir yang aneh-aneh. Akankah si bintang mencintai si bulan? Sementara apakah bulan mulai merasakan cinta?
Pernah suatu hari si bulan sedang duduk termenung pada galaksinya menunggu pergantian waktu untuk pulang, si bulan sambil berzikir pada Sang Khalik, membuka mata lebar seperti membaca sebuah novel, dia terlalu berkonsentrasi pada zikirnya, tiba-tiba tanpa disadari si bulan, si bintang sudah duduk di sebelahnya memperhatikan si bulan, seperti ingin menyapa tapi tidak. Hanya duduk dan diam, si bulan tak menyadari hal itu karna si bintang tak berbicara. Lalu di setiap zikir yang diucap si bulan hatinya berdesir kencang, bulan terkejut dan heran perasaan ini apa? Lalu bulan melirik kesampingnya ternya ia baru sadar bahwa bintang duduk di sebelahnya.
Ingin rasanya si bulan menyapa si bintang, Hai bintang kau mau ke jalur mana? Sepertinya jalur pulang kita sama, mungkin kita bisa pulang bersama?. Namun mulut bulan terlalu kelu untuk mengucapkannya. Karna rasa cinta itu terlalu bertumpuk di dalam dada si bulan sehingga bulan hanya menunduk melanjutkan zikirnya dengan tidak konsentrasi. Degupan jantung bulan saat bintang berada di sampingnya terlalu cepat. Hei apakah bintang merasakan hal yang sama? Ia pun tak sedikitpun berbicara pada si bulan.
Lalu bintang menjauh pergi, hati bulan kecewa dan menyesal kenapa tidak bisa memberanikan diri untuk menyapa si bintang! Hei! Dikejauhan bintang tetap menatap sang bulan. Siang pun muncul, bulan dan bintang berpisah kembali.
 Begitulah setiap harinya, sampai suatu hari ia teringat kisah lamanya, cinta pertama si bulan. Dia adalah matahari. Matahari begitu mencintai si bulan. Sebenarnya dahulu bulan dan matahari selalu bersama-sama. Selalu akrab. Matahari sangat mencintai sang bulan, bulan selalu dihujani meteor yang jahat karena iri terhadap senyuman yang tulus si bulan. Maka setiap tahun meteor selalu menghujani sang bulan hingga wajah bulan berlubang, bulan malu. Dia tak pernah lagi tersenyum, matahari yang tak melihat senyumannya lagi bersedih hati. Kemudian matahari memberikan sebagian cahayanya pada bulan agar bulan tampak manis kembali meski ia harus kehilangan sebagian cahayanya. Ketulusan matahari dulu membuat bulan terharu, bulan sekarng tambah manis dan banyak dipuja orang ia selalu trsenyum. Matahari selalu setia pada bualn selalu ada di saat bulan membutuhkan pertolongan.
Sampai suatu hari Sang Khalik  memanggil  matahari. Matahari diperintahkan agar jangan bersama sang bulan karna manusia amat membutuhkan perbedaan waktu. Adam diturunkan dari surga bersama Hawa ke bumi sehingga Tuhan harus menentukan garis edar demi manusia. Masya Allah betapa Allah sangat memikirkan umatnya.
Matahari dan bulan saling mencintai, namun mereka berdua lebih mencintai Sang Penciptanya. Sehingga mereka menerima Qodo dan Qodar nya Allah. Dan pada akhirnya bulan dan matahari berpisah dan selamanya tak pernah bisa bersatu. Sebelum mereka berpisah, matahari berpesan pada sang bulan, Bulan, meski kita takkan pernah bisa bertemu kembali takkan pernah bisa bersama kembali, janganlah kau bersedih karna aku selalu mencintaimu. Sebagai kenangan yang takkan pernah hilang, aku berikan sebagian cahaya yang kupinjami ini untukmu. Selamanya di malam hari kau akan tetap bersinar terang. Tetaplah tersenyum meski kau mengalami hal yang paling sulit. Suatu saat bulan kau akan bertemu cahaya  pling terang yang juga mencintaimu. Dia akan menggantikan posisiku.
Bulan menyimpan cahaya matahari selamanya, tak ada yang bisa bulan katakan saat itu, ia amat bersedih, amat berduka, amat terpukul. Setiap saat ia berdoa  pada Sang Khalik demi keselamatan Matahari. Hingga saat ini, bulan tetap mencintai matahari  namun setiap saat juga bulan menanti cahaya paling terang yang pernah matahari katakan.
Dan sekarang bulan sadar bahwa bintang mirip dengan matahari. Meski bintang tak seterang matahari, bintang tak  sehangat matahari, bintang tak juga seramah matahari namun bintang penuh misteri yang membuat bulan terus memikirkannya. Sepintas, setiap bulan mengingat bintang atau melihat bintang, selalu ada bayangan matahari dibelakangnya. Oh bintang apakah kau yang selama ini aku cari si cahaya yang dipesankan oleh matahari saat pesan terakhirnya? Begitulah pikir bulan.
 Bulan yang selalu periang, selalu menyapa satelit-satelit, android-android, dan planet-planet, bahkan sepatah kata pun tak mampu keluar dari mulut bulan untuk menyapa sang bintang? Jantungnya terlalu berdegup kencang saat bertemu bintang di jagat raya itu. Selalu kelu dan berat untuk berucap.
Pada suatu hari, bulan merasa sudah tak sanggup lagi untuk  tidak berbicara pada bintang. Dan pada suatu kesempatan saat petugas-petugas malam berkumpul untuk bekerja pada galaksi-galaksinya masing-masing, bulan memberanikan diri menyapa bintang. Hai bintang…akan tetapi si bintang hanya diam tanpa suara hanya melihat tanpa menyapa balik. Bulan tidak patah semangat yah ini mungkin salah bulan. Bintang mungkin tidak mengenal bulan, jadi untuk apa bintang menyapa balik.
Dan keesokan harinya, saat bulan ingin melihat bintang pada galaksinya, tiba-tiba bulan melihat bintang sedang berbincang ria dengan pluto. Bulan bersama teman satelitnya, hanya bisa melihat saja. Bulan kehilangan semangat untuk menyapa si bintang. Pluto. Yah dia merupakan bintang yang paling dekat dengan planet-planet yang ikut berevolusi. Mempunyai cahaya sendiri, kecil imut-imut, bintang yang menarik.
Dalam hati, bulan amat kecewa dan membodohi dirinya sendiri. Mana mungkin bintang terang itu suka padanya yang gelap ini. Pluto memang cocok sekali dengan bintang. Apalagi bintang selalu tertawa berbincang dengan pluto. Dengan bulan? Bintang tak pernah menegur sapa balik pada bulan. Bulan menangis, muram, tanpa senyuman lagi, hingga cahaya yang dipinjami matahari pun meredup. Hingga keadaan di bumi setiap malamnya selalu gelap.
Sang Penguasa Jagat Raya kasihan melihat bulan yang bersedih, Ia memanggil bumi untuk menghibur sang bulan. Tuhan tak ingin manusia yang Ia cintai gelap pada kegelapan malam. Tuhan ingin melihat bulan tersenyum.
Maka pada suatu hari, bumi menyapa bulan, hei bulan kenapa kau selalu muram? Kau tak pernah lagi menyinari umat manusia yang berada di perutku? Sebenarnya bumi enggan sekali menyapa apalagi beribincang-bincang dengan bulan, entah kenapa bumi dan bulan saling membenci. Kalau saja bukan perintah dari Sang Khalik mana mau bulan berevolusi pada bumi. Dan bumi pun tak sudi si bulan jadi satelitnya. Bumi bertanya pada bulan pun itu bukan kemauannya, dia hanya melaksanakan perintah Tuhan saja.
Namun, lambat laun si bumi menyadari senyuman manis si bulan, kelembutan, dan ketulusan si bulan. Ternyata bulan tak semenyebalkan yang aku kira  ya?  Batin si bumi. Akhirnya bumi jatuh cinta pada sang bulan, bulan pun tidak lagi membenci si bumi, karna ternyata si bumi itu tak seegois yang dia kira. Bulan bercerita mengenai bintang, bumi sedikit miriss namun bumi berusaha untuk membantu si bulan demi mengembalikan senyum bulan yang manis itu. Tidak ada yang bisa menolak mengelak akan sinar manis si bulan saat dia purnama. Lalu si bumi berikhrar bahwa ia akan mengembalikan senyum si bulan! Walau dia tahu bahwa hatinya akan terluka nanti.
Bulan, aku akan cari tahu hubungan pluto dengan bintang. Kau tenang saja disini. Begitulah janji si bumi. Lalu bumi mencari tahu tentang itu. Dia meminta tolong pada debu-debu angkasa untuk menyelidiki hubungan antara bintang dan pluto. Sampai suat hari bumi mendapat kabar dari debu angkasa bahwa memang bintang memiliki hubungan dengan pluto, tapi hubungan itu hanya sebatas saudara, bintang merasa sayang dan cinta terhadap pluto mungkin karena ia menemukan cahaya yang persis dirinya namun pluto merupakan cahaya imut yang kecil. Begitulah papar debu. Namun, debu juga mengkhawatirkan bahwa bintang mungkin juga memiliki perasaan lebih terhadap pluto karna pluto dan bintang adalah rasi yang sejenis. Ia juga melaporkan bahwa bintang dan pluto sering terlihat bersama-sama pada galaksi bima sakti ini. Juga banyak anderoid-anderoid di sekitarnya percaya bahwa bintang dan pluto adalh sepasang kekasih yang cocok, namun teman-teman bintang memantah hal itu mereka bilang bintan belum menentukan yang special di hatinya dan satu lagi pluto ternyata sudah mempunyai kekasih. Akan tetapi, debu memperjelas infonya yang tahu tentang perasaan bintang, adalah bintang itu sendiri.
Setelah mendengar laporan debu yang panjang lebar itu, bumi segera memberitahukannya pada bulan. Perasaan bulan pun lega namun bercampur kebimbangan yang amat besar lebih besar dari sebelumnya. Bulan punya kesempatan, tapi bulan tak bisa berbuat apa-apa. Meski pluto sudah mempunyai kekasih, dan bintang hanya menganggap pluto adiknya. Kemungkinan bahwa bintang mencintai pluto lebih dari sekadar adik sangat besar dan kemungkinan pluto menyukai bintang lebih  dari kakak pun amat besar. Apalagi mereka selalu bersama.
Bulan hanya bisa memandang bintang dari jauh. Terkadang bintang melintasi bulan saat bulan sedang bercanda dengan teman satelitnya. Namun baik bulan ataupun bintang taka da yang menyapa. Teman satelit bulan pernah berkata bahwa bintang itu ramah dan bulan terkejut bintang tak pernah menyapa ku? Dalam hati bulan, apakah benar bintang benci bulan? Ataukah justru malah sebaliknya?  Ah bulan pusing, bulan menjalani hari-harinya dengan dipenuhi pikiran tentang bintang, hingga kini bulan belum tersenyum juga bumi di malam hari semakin gelap.
Hal ini membuat bumi bersedih hingga seringkali bumi menangis dan menghujani manusia di dalamnya. Lalu kemudian perlahan-lahan bumi mendekati si bulan, menghibur sekaligus menyuport bulan. Bulan senang bulan sedikit tersenyum sekarang memang bukan purnama yang ia perlihatkan hanya bulan sabit. Tapi keindahannya membuat orang terkagum-kagum termasuk bumi. Bumi kini tak bisa lagi membendung rasa cintanya, bulan terlalu manis untuk bersedih, ia harus tertawa, harus purnama, begitu tekad bumi! Maka suatu hari bumi menyatakan rasa cintanya secara tidak langsung pada bulan. Bulan tersanjung akan cinta dan perhatian yang bumi berikan. Dan pada akhirnya bulan berfikir dan teringat dengan seruan anak manusi adi bumi. Mengapa hendak menginjak bukit yang tinggi jika tanah yang datar setia ditapaki. Ya piker bulan mengapa ia harus menanti dan berharap bintang yang ternag itu untuk digapai jikalau bumi lah yang lebih dekat dan memperhatikannya. Akhirnya bulan menrima bumi, bulan terus setia berevolusi terhadap bumi terus menyinari bumi.
Bumi amat bahagia sekali, bumi amat senang,bumi amat mencintai sang bulan. Sayang disayang, cinta sejati tak kan pernah bisa pudar cinta sejati tak bisa pupus, tak bisa dilupakan. Jujur saja bulan memang menyayangi bumi, mencintai  bumi mengasihi bumi, namun bulan tidak bisa untuk melupakan bintang, karna bulan percaya bintang lah cahaya yang disebut matahari. mungkin matahari akan sangat sedih jika dia tahu kalu bulan bersama bumi. Bulan bingung, bulan tidak ingin menyakiti bumi, bulan tidak ingin mengeewakan bumi, tapi hati tak pernah bisa berbohong kalau bulan mencintai bintang. Selamanya tak kan pernah bisa berubah. Tidak bulan tidak bisa menjadi kekasih bumi. Tidak! Bulan mencintai bintang! Sehingga bulan mengungkapkan perasaannya pada bumi bahwa bulan tak bisa menjadi kekasihnya. Bumi yang amat mencintai bulan sangat terpukul ia berkali-kali memohon pada bulan untuk tetap berada disisinya tetap menjadi kekasihnya. Biarlah barang 2 atau 3 tahun bulan tak memikirkannya tak memperdulikannya namun bulan haruslah tetap menjadi miliknya menjadi kekasihnya.
Tidak! Maafkan aku bumi semenit pun kini aku tak mampu melepaskan bayangan bintang di hati ku. Tegas bulan, sehingga bumi terpaksa melepaskan bulan. Bumi tak pernah bicara pada bulan begitupun bulan. Namun akhirnya bumi sadar bahwa cinta memang tak selamanya harus memiliki. Akhirnya bumi meminta maaf pada bulan atas keegoisannya. Bulan aku akn tetap mencintaimu dan menyayangimu mungkin taka da lagi yang bisa mengisinya di hatiku. Hatiku hanya ada kamu bulan, bulan aku lepaskan engkau, kejarlah cintamu, tapi jangan pernah tinggalkan aku. Bulan trharu akan ketulusan hati sang bumi, sebagai balasannya, bulan berjanji pada bumi setiap tanggal 14 dan 15 hijriyah dia akan menyinari bumi dengan purnamanya. Bumi setuju.
Namun, kisah cinta antara bulan dan bumi terdengar sampai ke telinga bintang? Dan hingga kini bintang belum tahu bahwa bulan dan bumi sudah lama tidak menjadi sepasang kekasih. Bulan hanyha setia berevolusi karna perintah Tuhannya. Bintang semakin jutek saja dengan bulan membuat hati bulan semakin sedih. Bulan berdoa suatu saat nanti bintang bisa merasakan cintanya.
Suatu pagi disaat ada perkumpulan galaksi semua penduduk  galaksi bima sakti di seruh berkumpul tanpa melalaikan tugasnya masing-masing. Nah pada saat itulah bintang dan bulan bertemu. Bintang enggan menyapa tapi seperti ingin menyapa hanya melirik sepintas. Ternyata bulan terlihat begitu supel terhadap yang lainnya bulan banyak disapa planet-planet dan cahaya-cahaya lainnya tersenyum dimana-mana. Mungkin tersirat di hati bintang untuk juga berbincang-bincang dengan bulan. Namun tak sepatah kata pun bintang bersuara kepada bulan. Bulan menyerah untuk diam dia bersikap biasa dan menyapa bintang dan pada akhirnya walau singkat bulan dan bintang akhirnya bertegur sapa. Berbasa-basi. Ada sebuah android bertanya akan hubungan bulan dengan bumi, menapa bumi tidak hadir di acara perkumpulan ini? Bulan menjelaskan bahwa mungkin bumi terlalu sibuk. Dan ada satelit yang sering bersama bulan berbicara bahwa bulan dan bumi sudah berpisah. Oh!  Akhirnya bintang tahu akan hal itu.
Bulan dan bintang…. Sampai saat ini bulan belum tahu apa yang ada di dalam hati bintang yang sebenarnya? … dan ada sebuah planet bernama venus yang kecil dan tampan mulai memperhatikan bulan sedari tadi. Venus juga teman bulan tapi akankah bualn menyadari bahwa venus juga menyimpan rasa terhadap bulan? …
Ingin tahu kisah selanjutnya tentang bulan dan bintang? Akankah bintang jatuh cinta juga kepada bulan? …. Tunggu kisah selanjutnya … dan coba lihat di langit apakah  ada bulan purnama disertai bintang yang bergermelap? … jika ada itu pasti bulan dan bintang yang sedang bercinta dibawah naungan jagat raya Sang Khalik.
To be continued …..
Writer: Kiki Ayu Winarni
Special for my screat sweet heart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar